Menjaga Laut dan Lingkungan Pesisir Indonesia Tetap Lestari

Blogroll

Thursday, May 22, 2014

On 6:24 PM by Unknown in
Pulau Ndana merupakan pulau kecil terluar paling selatan Indonesia. Berada di wilayah Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Data, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara geografis terletak pada koordinat 122o50’27.14” BT – 122o53’12.25” BT 10o57’52.44” LS – 11o0’26.04” LS. Pulau ini termasuk dalam gugus kepulauan Rote Ndao bagian barat daya. Pulau Ndana sebelah timur, selatan, dan barat berbatasan dengan Samudera Hindia, sedangkan sebelah utara dengan Selat Oeseli. Luas Pulau Ndana adalah 1.410 ha dengan garis pantai sepanjang 17.2 km. Sebagian besar memiliki topografi datar, hanya sebagian kecil yang memiliki topografi berbukit dengan ketinggian maksimal mencapai 17 m. Beberapa bagian bukit memiliki tebing yang sangat terjal (hampir 90o). Penutup lahan di pulau ini secara umum adalah hutan, padang rumput dan pasir terbuka. Pulau Ndana, sejak tahun 1680 tidak terdapat penghuni. Menurut informasi dari masyarakat Kampung Oeseli, sebelum tahun ini, pulau ini terdapat sejumlah penduduk yang mendiami pulau ini. Saat ini hak ulayat terdapat pulau ini dipegang oleh masyarakat keturuan keluarga Messakh yang bertempat tinggal di Pulau Rote

Oleh : M Barmawi, Hendra N






Iklim
Iklim di Pulau Ndana termasuk dalam katagori iklim tropis sabana, tipe Aw menurut klasifikasi Koppen. Tipe iklim ini dicirikan dengan suhu bulan terdinginnya lebih dari 18 oC can curah hujan tahunan yang tinggi, dengan musim kering yang panjang. Berdasarkan data meteorologi dari stasiun terdekat, Stasiun Lekunik Baa - Rote, diketahui bahwa suhu rata-rata tertinggi antara tahun 2000 – 2009 adalah 33.5 oC pada bulan November dan terendah adalah 31.6 oC pada bulan Juli. Namun dalam kurun waktu tersebut, tercatat suhu tertinggi pernah mencapai 34.6oC pada bulan November dan 30.8 oC pada bulan Juni

                  Tabel 1.   Suhu udara rata-rata bulanan di stasiun terdekat dengan Pulau Ndana, Stasiun Lekkunik.


Sementara itu, curah hujan rata-rata bulanan di stasiun ini tidak tercatat secara lengkap sehingga tidak diperoleh gambaran yang mewakili. Dari data yang terekam, diketahui bahwa curah hujan sangat rendah terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. Di antara bulan ini suhu udara sangat panas yang berakibat hampir semua tanaman mengering.


 
                     Gambar 2. Grafik suhu udara rata-rata bulanan di stasiun terdekat dengan Pulau Ndana, Stasiun Lekunik.
 

Geologi

Kondisi geologi Pulau Ndana berdasarkan Peta Geologi dari Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut (PUSSDAL BIG) dibedakan menjadi dua tipe, yaitu alluvium (Qa) dan Batu Gamping Koral (Ql). Dari pengamatan di lapangan, tipe batuan alluvium yang ada adalah alluvium pantai yang terjadi akibat proses sedimentasi oleh tenaga marin. Material yang dapat dijumpai berupa pasir dan sidikit lapisan tanah. Batuan ini tersebar di tepian, mengelilingi pulau dengan luasan mencapai 592 ha. Umumnya daerah ini ditutupi oleh vegetasi rumput atau tidak sama sekali (terbuka). Sementara tipe batu gamping koral berada di tengah-tengah pulau dengan luasan mencapai 817 ha. Batu gamping koral terbentuk oleh proses pelapukan batuan atau mineral dalam berbagai bentuk bersama kation atau anion yang terabsorbsi di laut bersama karbonat kemudian terangkat dan diendapkan di permukaan oleh proses tektonik. Batu gamping koral berwarna putih, keras dan berongga, banyak mengandung algae dan bryozoa. Umur batuan ini diperkirakan adalah Pleistosen Akhir sampai Holosen. Di atas formasi batu gamping koral ini tumbuh beberapa vegatasi pohon keras.


Geomorfologi

Bentuk lahan (geomorfologi) di Pulau Ndana dapat diidentifikasi dengan citra satelit dan observasi lapangan. Secara umum kondisi bentuk lahan di Pualu Ndana terdiri dari perbukitan kapur di tengah-tengah pulau dan beberapa di tepinya, dataran aluvial pantai, dan gisik pantai. Perbukitan kapur meliputi areal seluas 817 ha dengan titik tertinggi mencapai 17 m. Di daerah pantai, bukit kapur memiliki tebing-tebing yang sangat terjal (~90o), membentuk garis pantai yang bergerigi (berbatu). Dataran alluvial pantai mencakup sebagian besar daerah tepi pulau dengan kemiringan lereng rata-rata 0%. Bentuk lahan gisik pantai mencakup daerah sepanjang 13,7 km dengan kemiringan lereng antara 0 – 5%. Daerah ini juga merupakan pantai dengan karakteristik pasir putih dengan kedalaman hingga mencapai 50 cm. Daerah pantai lainnya sepanjang 3,5 km yang terletak di bagian barat laut pulau merupakan pantai dengan tebing-tebing karang yang terjal.
  Gambar 3. Peta Geologi dan Tipe Pantai di Pulau Ndana


--------
Bersambung